Mahasiswa teknik pertanian Universitas Jambi yang tergabung dalam Tim Program Inovasi Desa (Pro IDE) UKM SBM Universitas Jambi, menghadirkan sebuah inovasi baru terhadap perkembangan pertanian tepatnya di Desa Solok, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kab. Muaro Jambi. Inovasi yang mereka wujudkan berupa desa konsevasi tanaman obat keluarga (TOGA) yang menggunakan sistem Akuaponik. Sistem Akuaponik merupakan kombinasi antara hidroponik (budidaya menaman) dan akuakultur (budidaya perairan), yang menciptakan suatu lingkungan yang bersifat simbiotik. M. Khaironi Widiansah, Johan Nasrullah dan Hadi Pranoto merupakan mahasiswa perwakilan jurusan teknik pertanian yang tergabung dalam Tim Program Inovasi Desa (Pro IDE) UKM SBM UNJA. Sekaligus pencetus adanya inovasi pengembangan desa wisata dan mendukung pertanian berkelanjutan.
M. Khaironi Widiansah mengatakan saya memiliki ketertarikan untuk mengembangkan desa wisata melalui konservasi tanaman obat keluarga (Toga).
”Saya sangat memiliki ketertarikan yang luar biasa untuk mengembangkan desa wisata melalui perwujudan konservasi tanaman obat keluarga (TOGA) melalui sistem aquaponik.
Sistem aquaponik ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pengembangan sektor pangan pertanian berkelanjutan sehingga produksi pangan di Indonesia dapat terjaga kestabilannya.
Mulai rendahnya kepedulian masyarakat untuk mengembangkan atau mengelola tanaman obat keluarga dan juga masalah yang ditemui pada sistem akuaponik saat ini adalah, kontrol status pompa air ke sumber listrik untuk kondisi sirkulasi air masih dilakukan secara manual, tidak ada monitoring untuk tingkat suhu air dan kelembaban pada media tanam.
Tuntutan untuk menerapkan pertanian berkelanjutan di Indonesia menjadi isu penting dalam pembangunan pertanian. Banyak pihak mendorong agar sistem pertanian berkelanjutan dapat diterapkan secara luas. Maka dari itu melalui program yang diberikan langsung dari Universitas Jambi, kami berinovasi untuk mendukung pertanian berkelanjutan yang ada di Indonesia.
Salah satu anggota tim Johan Nasrullah menambahkan “dengan terbentuknya suatu wisata yang berkaitan dengan TOGA dan sistem teknologi, akan menciptakan kawasan dengan nuansa alam yang berkolaborasi dengan kecanggihan perkembangan zaman. Sehingga peningkatan akan pendapat ekonomi di Desa dapat meningkat serta terciptanya sarana edukasi untuk para wisatawan”.
Selain itu, Tim juga melakukan suatu sosialisasi mengenai produk halal di mana di sini kami menjelaskan cara sertifikasi suatu produk halal dan mendapatkan respon yang sangat baik dari Bapak BPD.
“Ternyata untuk mensertifikasi produk sangatlah mudah nya, mulai dari genggaman (handphone) di tangan sudah bisa dan tidak harus repot – repot. Jadi dengan begini para UMKM yang kecil–kecilan bisa berani untuk bersaing dengan produk – produk besar di luar sana”. Ungkapnya