Jumlah masyarakat dengan usia produktif (milenial) yang berminat pada bidang pertanian terbilang kecil. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah petani milenial di Indonesia yang berusia 19-39 tahun terus menurun. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pembentukan petani milenial yang berjiwa wirausaha, agar sektor pertanian cepat berkembang dan komoditasnya berdaya saing. Sejalan dengan itu, generasi milenial bidang pertanian dapat lebih cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital yang lebih modern dan kekinian.
Apa yang menjadi impian Kementan telah dilakukan , milenial yang sukses bertani Hidroponik. Meski berawal dari hobi, milenial yang tangguh ini mampu mengantarkannya pada bisnis dengan omset yang fantastis. Bermula pada niat untuk memanfaatkan lahan milik universitas dalam rangka program MBKM Kewirausahaan
Tantangan Bisnis di Bidang Pertanian
Sebagai negara agraris, pada dasarnya sektor pertanian Indonesia dapat memberikan keuntungan yang besar jika dapat dikelola dengan baik. Sebagai gambaran sederhana, lahan pertanian tercatat ada sebanyak 7,1 hektar yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sayangnya, belum semua lahan dikelola secara optimal, sehingga keuntungan yang didapat oleh petani dan pelaku bisnis di sektor pertanian belum dapat dimaksimalkan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh mindset pelaku sektor pertanian yang hanya berkutat pada usaha meningkatkan produktivitas lahan pertanian, pemanfaatan alat dan mesin pertanian modern, hingga metode-metode penentuan harga komoditas. Padahal, peluang bisnis pertanian masih bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Berbekal teknologi dan internet, Anda bisa memasarkan produk pertanian secara langsung tanpa harus melalui jalur distribusi yang panjang. bahkan saat ini Kementerian Pertanian melalui Ditjen PSP sudah memudahkan akses petani mendapatkan informasi terkini melalui situs resmi www.psp.pertanian.go.id . Melalui sejumlah informasi terkait pemilihan bibit, pola tanam, teknik pemupukan dan irigasi, hingga perawatan lahan pertanian pasca panen bisa didapatkan dengan mudah. Oleh karena itu, Anda yang ingin terjun secara langsung sebagai seorang Agropreneur sejati disarankan untuk banyak-banyak mencari sumber referensi dan up-to-date terhadap perkembangan teknologi terkini.
Ketertarikan Generasi Muda Terhadap Bisnis Pertanian
Meski bisnis di bidang pertanian menjanjikan keuntungan yang cukup besar, sayangnya hanya sekitar 12,87% generasi muda Indonesia yang aktif berkecimpung pada sektor agrobisnis. Sementara 87,13% sisanya masih didominasi oleh generasi lanjut. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh masyarakat nusantara dalam menumbuhkan semangat Agropreneur muda demi keberlangsungan sektor pertanian di Indonesia. Harapannya, Agropreneur muda dapat bertindak lebih kreatif dalam memanfaatkan peluang yang ada di tengah persaingan lapangan usaha yang semakin ketat. Dibesarkan di era digital tentu membuat Agropreneur muda lebih akrab terhadap penggunaan gadget dan internet, sehingga akses untuk memasarkan hasil pertanian di ranah pasar yang lebih luas dapat terjangkau secara optimal. Dengan begitu, risiko tanaman panen busuk karena tidak dapat diolah dengan baik dapat dihindari. Berikut yang telah kami lakukan dalam proses agropreneur yaitu membuat usaha perkebunan hidroponik
Apa Sebenarnya yang Menarik dari Berkebun Hidroponik?
Yang menarik berkebun Hidroponik bahwa bertani tak melulu harus dilakukan berpanas-panas dan kotor-kotoran di sawah. Dengan teknologi, setiap orang bisa menjadi petani tanpa harus terjun ke sawah. Salah satunya melalui pertanian hidroponik. Dengan metode pertanian modern tersebut, bertani bisa dilakukan di rumah karena tidak membutuhkan lahan yang luas dan ketersediaan tanah sebagai media tanam. Caranya itu simple banget. Tiap hari hanya cek air di tandon lalu cek PH dan Nutrisi (ppm) pakai alat khusus Hidroponik. Jauh sebelum orang-orang meramaikan tren hidroponik, yang kebanyakan untuk mengisi waktu selama work from home (WFH), saya sudah tertarik dengan hidroponik. Saya membuktikan bahwa hidroponik bukan sekedar hobi, bukan sekedar menghabiskan waktu luang, tapi bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan
Saat Ini Berapa Luas Lahan yang Anda Kelola?
Luas lahan ada ¼ hektar . Yg dipakai area hidro hanya 20 meter persegi . Ke depan akan dikembangkan lagi dan mencoba untuk membuat greenhouse khusus tanaman melon dan tomat. Saat ini saya menanam pakcoy, bayam, kangkung, kale, pagoda, caisim. Yang menjadi primadona pakcoy karena banyak permintaan untuk sayuran tersebut.
Apakah Ada Kendala dalam Berbisnis Sayuran Hidroponik?
Kendala terutama saat semai. Saya menyemai sendiri bibit sayuran, dengan menyemai sendiri bisa menurunkan biaya opersional hingga 30 persen. Menyemai sendiri memang tidak mudah sih menurut saya dari semua proses hidrofarm ini paling sulit itu semai. Saya pernah gagal terus sampai beberapa kali lah sampai saya sudah merasa tidak cocok berbisnis di bidang pertanian. Alhamdulillah saat ini sudah tidak ada kendala. Malah omset makin meningkat karena di era saat ini pola hidup masyarakat berubah amat sangat menjaga kesehatan. Nah salah satunya mengkonsumsi sayuran hidroponik yang lebih sehat, karena asupan sayuran itu penting utk menjaga imun tubuh selain asupan buah-buahan dan olahraga.